Pages

Friday, August 17, 2007

Memilih Toko Onderdil

Secanggih apa sebuah motor, dan sehati-hati apa memakainya, yang namanya mesin, pasti ada masanya mengalami kerusakan pada satu atau beberapa bagian komponennya. Mau tidak mau, komponen yang rusak tersebut, harus diganti dengan yang baru. Maka siap-siap berbelanja ke toko suku cadang atau lebih dikenal sebagai toko onderdil.

Toko onderdil banyak. Di daerah Banyuwangi saja terdapat ratusan toko dan bengkel, besar dan kecil, yang menyediakan onderdil sepeda motor. Di Kecamatan Genteng saja, tidak kurang dari 15 toko onderdil besar, dan puluhan toko kecil dan bengkel. Dan diperkirakan akan terus bertambah.

Makin banyak toko sebetulnya yang untung konsumen. Pilihannya jadi beragam. Mencari onderdil tambah mudah. Tidak ada di satu toko, bisa cari di toko lain. Tidak usah antri berjubel di toko tertentu. Kelamaan tuh, khan taim is mone, ya nggak?

Tapi, enak di konsumen, tidak begitu dengan toko. Imbas dari tumbuhnya toko-toko onderdil, persaingan tak terelakkan. Bukan lagi persaingan sehat, dalam arti berusaha memberikan pelayanan yang baik, tapi sudah menjurus saling sikut-menyikut dalam rangka memperebutkan konsumen. Toko satu menjelekkan toko lainnya, dan memuji tokonya sendiri. Itu modus yang umum.

Persaingan itu wajar, malah harus, agar tidak terjadi tirani monopoli, dimana seseorang atau sekelompok kecil orang menguasai pasar barang atau jasa dan secara suka-suka menetapkan harga atas barang atau jasa yang dijualnya, dan konsumen tidak punya pilihan lain untuk menolaknya.

Persaingan yang sehat akan menciptakan iklim yang adil bagi semuanya. Toko tidak bisa lagi seenaknya melayani dan menetapkan harga jual, dan konsumen punya banyak pilihan. Konsumen tidak lagi dalam posisi terpaksa memilih satu toko, karena hanya itu satu-satunya toko onderdil yang ada. Era itu sudah lewat.

Persaingan yang sehat adalah berlomba-lomba menawarkan barang dengan harga yang ekonomis, bukan harga yang kesannya murah, tapi ujung-ujungnya menipu dan mengecewakan konsumen. Harga ekonomis itu meringankan konsumen mendapatkan onderdil dengan harga yang murah, tapi masih menyisakan keuntungan bagi toko. Sedangkan harga di bawah standar yang ditawarkan toko patut diwaspadai karena di dunia ini tidak ada ceritanya toko yang mau rugi. Jangan-jangan di balik harga yang kelewat murah itu menyisakan penyesalan di belakang hari bagi konsumen.

Kalau anda sedang mencari onderdil untuk motor anda, tentunya anda harus merujuk pada toko yang pantas dijadikan langganan, bukan toko yang membuat anda mengumpat karena merasa tertipu.
Orang awam bisa jadi bingung, memilih toko mana yang reputasinya baik, dalam arti bisa dipercaya harganya (murah), jujur terhadap konsumen (barang jelek bilang jelek, tidak sebaliknya), pelayanan ramah, dan bisa diajak berkonsultasi tentang suku cadang yang sesuai dengan keuangan konsumennya?

Ya, tidak usah bingunglah. Gitu aja kok repot, kata Gus Dur. Tanya saja bengkel langganan anda. Para mekanik mempunyai referensi yang luas dan preferensi yang tepat tentang toko-toko yang bisa dijadikan sahabat setia dan toko yang senang mencekik pelangganannya. Teman-teman anda yang sering berkunjung ke toko onderdil juga sumber informasi yang akurat. Anda bisa mempercayainya. Yang penting, jangan bertanya pada rumput yang bergoyang. Jawabannya pasti, auk ah lap.
Read More >>

Tuesday, August 14, 2007

Tahukah Anda? BIKERS RAWAN MATI KARENA KECELAKAAN

Rata-rata 30.000 orang tewas akibat kecelakaan di jalan raya per tahun, atau 82 orang per hari. Diperinci lagi, rata-rata 2 orang tewas per jamnya akibat kecelakaan.
Menurut data Departemen Perhubungan, kecelakaan yang melibatkan sepeda motor pada tahun 2006 sebanyak 70.308 unit atau meningkat 44.121 unit dibanding 2 tahun sebelumnya.
Secara statistik, setiap 2 km seorang pengendara motor memiliki risiko tewas karena kecelakaan. Angka risiko ini 20 kali lebih tinggi dibandingkan pengendara mobil. (Sindo)
Kesimpulannya: kalau anda seorang bikers (pengendara motor), anda wajib ekstra waspada dan hati-hati ketika berkendara di jalan raya, karena risiko seorang bikers mengalami kecelakaan sangat tinggi.
Untuk meminimalisir risiko tersebut, patuhilah rambu-rambu lalu-lintas, pakailah helm standar, perhatikan kelengkapan motor yang anda gunakan (klakson, sen, rem, lampu), dan yang terpenting adalah sikap menghargai nyawa orang lain seperti anda menghargai nyawa anda.
Read More >>