Pages

Sunday, September 16, 2007

Tapi, Barangnya Tidak Ada ...

Mungkin anda pernah, atau malah sering, mengalaminya. Sewaktu membeli onderdil tertentu di toko, si empunya toko mengatakan, “Harganya sekian, tapi barangnya tidak ada.”
Lalu, dengan mengantongi harga dari toko anu tersebut, anda menuju toko ke 2 untuk maksud yang sama. Di toko 2 ini, barang yang anda cari, tersedia. Tapi, harganya di atas harga toko anu. Anda pun batal membeli. Lanjut ke toko 3, 4 dan seterusnya.

Di antara toko yang anda kunjungi tersebut, ada yang tidak menyediakan onderdil yang anda cari, ada yang sedia tapi lagi-lagi, harganya tinggi, bahkan rata-rata yang lebih tinggi dari toko ke 2. Transaksi pun tidak terjadi.

Anda balik ke toko ke 2, karena merasa toko ini paling harganya paling rendah di antara toko-toko lain. Anda coba menawar. “Boleh kurang tidak, kalau bisa turun lagi saya beli?”
Jawab bos toko 2, “Maaf, mas, tidak bisa kurang, harganya memang segitu. Itu sudah saya potong, kalau ikut harga pabrik jauh lebih tinggi lagi.”

Jawaban ini tidak menenangkan perasaan anda, karena di toko anu nyatanya bisa lebih murah. Anda mencoba protes, mungkin dengan nada jengkel sedikit marah. “Di sini harganya kok mahal sekali ya. Di toko anu tadi hanya sekian, masak selisih 10 ribu. Kalau cari untung jangan keterlaluan ya!”

Bos toko 2 yang merasa harganya sudah murah, tak kalah sengitnya membalas, “Kalau lebih murah toko anu, ya sudah, beli saja di sana!”
Ditantang begitu, hawa panas anda tambah berkobar. “Iya, kalau tidak terpaksa, saya tidak akan beli di toko anda. Sayangnya, di toko anu barangnya tidak ada.”

Dalam sikon itu, ada beberapa kemungkinan terjadi. Pertama, karena sudah dikuasai emosi yang parah, anda batal membeli onderdil tersebut, sekalipun anda membutuhkannya. Mungkin anda justru membelinya di toko lain yang jelas-jelas harganya lebih mahal dari toko 2.
Kedua, dengan terpaksa, anda membeli barang yang anda anggap mahal tadi di toko 2, sekali pun menyisakan kedongkolan di hati.

Kasus di atas, dalam bisnis onderdil motor, sering terjadi. Khususnya di daerah yang tingkat persaingan antar toko demikian ketat. Trik toko yang memberikan harga yang super murah, tapi tidak tersedia barangnya, entah habis atau memang tidak memiliki, dilakukan untuk meraih simpati konsumen sekaligus membunuh toko lain. Trik tersebut efektif tapi sangat tidak etis.

Konsumen mudah termakan trik tersebut, karena harga murah dimana pun pasti disukai. Toko yang membuka harga murah (tapi tidak punya barangnya) pasti imejnya positif di mata konsumen, sedangkan toko lain dicap mata duitan karena harganya lebih tinggi.

Tapi harga akal-akalan itu, yang membuat konsumen senang, sesungguhnya menjerumuskan konsumen. Demi memegang harga yang istimewa itu, konsumen harus bersitegang, bertengkar sampai bermusuhan dengan toko lain yang menjual dengan harga semestinya. Anda dibuat pontang-panting dari satu toko ke toko lain mencari barang dengan harga yang dibuat toko anu yang tidak masuk akal, tapi anda percayai.

Anda mungkin memaki-maki dalam hati toko yang harganya tinggi tersebut, karena tidak menjual harga semurah seperti yang ditawarkan toko anu. Masalahnya, kenapa justru bukan toko anu yang anda sumpah-serapahi karena nyata-nyata menipu dan memperdaya konsumen dengan harga yang super miring (tapi tidak ada barangnya)?

Murah banget, tapi gak ada barangnya. Sama juga bo`ong dong! Ada toko yang menjual minyak goreng 1kg cuma 10ribu, tapi barangnya tidak ada, habis, alias tidak tersedia. Kemudian anda keliling seluruh toko dan supermarket penjual minyak goreng, dan anda menawar per kilo minyak goreng 10 ribu karena di toko anu anda diberitahu harganya segitu.
Apakah anda akan marah-marah kepada semua toko yang tidak menjual minyak goreng seharga 10ribu, ataukah seharusnya anda marah kepada toko anu karena telah membohongi anda dengan info harga yang tidak wajar?

Adalah hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar. Toko yang tidak menghargai konsumen, yang senang mengecoh pelanggannya dengan informasi yang menyesatkan, tidak selayaknya dijadikan langganan. Anda berhak marah dan meminta pertanggungjawaban kepada toko yang menyebar kebohongan serta tidak menghargai hak-hak anda sebagai konsumen.

Berikut tips menghadapi harga yang tidak wajar :
*Cek kebenaran harga sangat murah yang diberikan toko, tapi barangnya tidak ada, kepada beberapa toko lain. Jika perbedaan harga sangat mencolok, padahal kualitas/merk barangnya sama, anda patut mencurigainya praktik dumping, yaitu menjual dibawah harga sebenarnya.
*Tanyakan kepada toko tersebut, kapan barang yang dimaksud ada. Bila perlu anda tantang dengan memberikan uang muka. Jika harga tersebut riil, pasti toko tersebut sanggup menyediakan barang dengan harga yang disebutkan. Jika tidak, berarti bohong.
Read More >>

Suasana sehari-hari bengkel Blambangan Motor. Mekanik harus siap memberikan yang terbaik untuk konsumen.

Read More >>